Ayat bacaan: Kolose 4:12
====================
"Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu, hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah."
"Can we pray for you?" Itu tulisan yang ada di karton persegi panjang dan dipegang oleh beberapa orang. Mereka berdiri di depan pintu sehingga semua jemaat yang selesai beribadah pasti bisa melihat mereka. Ternyata mereka ini adalah anggota dari setiap fellowship atau persekutuan yang bertugas untuk mendoakan para anggota persekutuan dan jemaat secara umum. Siapapun yang butuh didoakan bisa datang menghampiri mereka dan secara tim, para pendoa ini akan bergumul buat masing-masing secara khusus.
Mungkin ada yang tidak terlalu nyaman jika ia harus menceritakan permasalahannya agar didoakan. Tapi saya kira ada banyak pula yang butuh, karena terkadang beban akan terasa terlalu berat kalau hanya dipikul sendirian. Saling mendoakan itu tentu saja sangat baik. Nah, saat gereja mengambil bagian dalam hal ini, dengan niat tulus dan atas dasar kasih, maka itu akan berkontribusi secara nyata terhadap jemaatnya.
Ada sebuah pertanyaan menggelitik. Apakah kita tidak bisa berdoa sendiri sampai butuh orang lain untuk mendoakan?
Kalau soal apakah kita bisa berdoa sendiri, tentu saja bisa. Orang yang punya kuasa dalam doa bukan hanya pendeta, pengerja atau pelayan Tuhan lainnya, tapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16). Jadi syarat agar doa punya kuasa besar adalah orangnya harus orang yang benar, dan mendoakan dengan keyakinan, dengan sepenuh iman bukan ragu-ragu. Itu berarti bahwa kita tidak perlu bawa kekuatan massa untuk memaksa Tuhan.
Tentu saja boleh jika kita meminta untuk didoakan, baik kepada pendeta, pendoa, teman, keluarga dan lain-lain. Yang keliru adalah kalau kita berpikir bahwa doa kita pasti tidak dikabulkan tapi doa mereka pasti mujarab dan pasti dikabulkan. Konsep pemikiran inilah yang menjadikan saling mendoakan jadi bisa salah persepsi.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment