Sunday, July 7, 2024

Doa Epafras (8)

 (sambungan)


Bayangkan orang yang dalam kondisi jauh dari kondusif ternyata tidak meratapi keadaannya melainkan masih terus bergumul mendoakan orang lain secara terus menerus, bukankah itu sangat luar biasa? Saya tidak tahu, apakah pada saat kita berada dalam kondisi seperti Epafras, Paulus dan para rasul lainnya kita bisa tetap melakukan apa yang mereka lakukan. Bukan saja tetap setia dalam iman akan Kristus sampai mati tapi juga masih bergumul mendoakan dan memikirkan orang lain. Semoga kita bisa belajar dan mencontoh sikap mereka ini.

Doa sesungguhnya punya kekuatan sangat besar. Lewat doa kita bisa terhubung dengan Tuhan kapanpun dan dimanapun. Kalau doa buat diri kita sendiri penting, doa buat orang lain pun tidaklah kalah penting. Itu bahkan menunjukkan kebesaran hati kita untuk tidak mementingkan diri sendiri dan mau memikirkan orang lain.

Saya sudah melihat banyak bukti bagaimana doa yang dipanjatkan buat orang lain ternyata mampu mendatangkan perubahan yang luar biasa, bahkan mukjizat. Doa, seperti halnya saat dilakukan untuk kita sendiri terkadang butuh waktu untuk dikabulkan.

Waktunya bisa segera, tapi bisa pula makan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Tapi kalau memang yang didoakan merupakan hal baik, saya tidak pernah ragu bahwa cepat atau lambat doa pasti akan dikabulkan. Dukungan doa dari orang lain sangat kita butuhkan, terlebih saat beban berat sangat menekan kita membuat kita sulit berdoa.

Ada sebuah artikel menarik yang pernah saya baca mengatakan bahwa "prayer has been something churches struggle with." Doa adalah sesuatu yang menjadi pergumulan banyak gereja saat ini.

(bersambung)

No comments:

Bandel atau Taat? (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 1:12 ========================= "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak A...