Sunday, July 28, 2024

Gaya Gesek Dalam Pelayanan (3)

(sambungan)

Ada satu keluarga yang saya kenal, mereka terdiri dari 13 kakak beradik yang semuanya usianya tidak lagi muda. Yang tertua sudah hampir 70 tahun. Dengan saudara sebanyak itu, alangkah baiknya sekiranya saja mereka bisa kompak dan saling support. Tapi yang terjadi, mereka terbelah-belah menjadi beberapa kubu. 

Lucunya, kubu ini bisa berubah-ubah isinya setiap saat. Artinya, di satu saat mereka bisa bersatu, di saat berikutnya bisa berganti jadi musuhan. Pertikaian dan kubu-kubu yang berubah-ubah bagai arah mata angin ini bahkan meluas hingga ke anak cucu. Bisa dibayangkan bagaimana  kacaunya kalau sudah begini, padahal mereka ini semuanya saudara kandung dan tinggalnya pun rata-rata tidak berjauhan.

Jika itu yang terjadi, bagaimana kita berharap bisa merasakan atau mengalami damai sejahtera dan sukacita akan Tuhan dalam keluarga, seperti yang Tuhan sebenarnya inginkan? Bisa tidak saling melukai baik fisik maupun verbal sebentar saja mungkin sudah jadi rekor luar biasa.

Manusia punya sifat, gaya dan cara bersosialisasi yang berbeda-beda. Semakin sering dan banyak anda bertemu orang, semakin banyak pula peluang untuk terjadinya gesekan. Semakin sering anda bertemu dengan orang yang sifatnya berlawanan, beda pandangan dan sebagainya, semakin besar pula kemungkinan terjadinya gesekan. Kalau gesekannya besar, maka panas bahkan api bisa terjadi.

Kita tidak bisa memaksakan semua orang untuk sama bereaksinya sesuai keinginan kita. Ada yang mungkin memang sifatnya pendiam, bisa saja ada yang langsung menebarkan aroma persaingan, ada pula yang sifatnya baru senang kalau ada konflik. Ada yang tipenya intim, ada yang dominan. Ada yang cepat akrab, ada yang butuh waktu. Ada yang suka ketemu teman baru, ada yang terganggu kenyamanannya kalau ketemu orang baru. Ada yang suka ramai-ramai, ada yang sukanya menyendiri.

(bersambung)

No comments:

Menjalankan Amanat Agung (4)

 (sambungan) Padahal kita memiliki tugasnya sendiri-sendiri. Paulus menggambarkannya seperti ini: "Sebab sama seperti pada satu tubuh k...