Monday, July 29, 2024

Gaya Gesek Dalam Pelayanan (4)

 (sambungan)

Semua itu memang tidak bisa dihindari, karena sifat orang berbeda-beda. Dalam dunia pelayanan, meski melayani di bidang yang sama gesekan tetap saja berpotensi untuk terjadi. Apalagi motivasi orang dalam melayani pun bisa saja berbeda, gesekan pun semakin mungkin muncul. Ada yang murni untuk Tuhan, tapi ada pula yang karena ingin terkenal, mencari pujian, karena paksaan keluarga dan berbagai alasan lain. Kesal, tersinggung, musuhan. Alangkah sayangnya kalau hal ini terjadi. Kita tidak akan bisa maksimal dalam menjalankan amanat agung. Alih-alih maksimal, jalan di tempat atau layu sebelum berkembang bahkan hancur sebelum didirikan bisa menjadi akibat yang harus kita terima.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Pertama sekali adalah memastikan bahwa motivasi kita sudah benar, lalu menjaga agar kita tetap sabar agar jangan sampai gesekan-gesekan sampai berbuah sesuatu yang negatif.

Motivasi benar seperti bagaimana? Kalau kita menjadi malas melayani atau bahkan mundur saat bergesekan dengan satu atau lebih teman sepelayanan, itu artinya kita sendiri masih belum benar motivasinya. Sebab, bukankah kalau fokus kita memang untuk menyenangkan Tuhan seharusnya kita tidak mudah terganggu oleh perilaku teman sepelayanan?

Kalau belum apa-apa kita sudah bereaksi dengan emosional, itu artinya kita belum sampai pada visi yang benar dalam melayani Tuhan. Artinya kita masih punya pekerjaan rumah dari segi mengaplikasikan Firman Tuhan dalam hidup kita, dimana kesabaran dan memaafkan merupakan hal mutlak yang tidak tergantung situasi melainkan tergantung diri kita sendiri. Artinya, kita harus memeriksa 'akar' iman kita karena ternyata kita belum menghasilkan buah yang benar.

(bersambung)

No comments:

Menjalankan Amanat Agung (4)

 (sambungan) Padahal kita memiliki tugasnya sendiri-sendiri. Paulus menggambarkannya seperti ini: "Sebab sama seperti pada satu tubuh k...