Monday, August 12, 2024

Keluarga Sepakat, Keluarga Bahagia (1)

 Ayat bacaan: Matius 19:5-6a
=======================
"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu."


Dasarnya orang berkarakter intim alias cepat akrab, saya selalu berusaha membuka percakapan dengan siapapun yang kebetulan ada di dekat saya. Pada suatu kali, saat saya sedang duduk makan, saya berkenalan dengan seseorang disebelah saya yang ternyata berprofesi sebagai pengacara. Kebetulan ia sedang santai dan juga mungkin berkarakter sama, kami pun ngobrol tentang banyak hal.

Salah satu yang kami perbincangkan adalah mengenai profesinya. Saya menanyakan kasus apa yang paling banyak ia tangani, dan ia menjawab bahwa yang paling banyak adalah kasus perceraian dan biasanya dibarengi dengan kasus pembagian harta gono gini. Kasus seperti ini mendominasi agendanya setidaknya sejak 10 an tahun terakhir.

"Saya suka heran melihat klien-klien ini. Kalau mereka bisa saling bencinya sampai seperti itu, kok bisa ya dulu mereka menikah.. bahkan sampai punya anak." katanya sambil tertawa kecil.

Saya pun jadi ikut bingung. Iya ya, kok bisa.. Apa mereka ini dulu menikah dadakan tanpa masa penjajakan dan kenalan? Atau karena dipaksa/terpaksa? Atau saking cueknya tidak pikir panjang atau anggap serius pernikahan? Menikah terlalu dini? Menikah bukan karena cinta tapi karena motif-motif atau kepentingan tertentu? Alasan orang menikah itu memang ada banyak ragamnya. Tapi saya heran, bagaimana orang yang dahulu menikah baik-baik, bisa berakhir tidak baik-baik di tengah jalan. Bagaimana kalau sudah punya anak, tidakkah mereka membayangkan kerusakan yang akan terjadi secara mental maupun moral pada buah kasih mereka?

Menariknya adalah pertanyaan berikutnya: adakah pasangan Kristen diantaranya? Menurut bapak pengacara ini bukan cuma ada, tapi banyak.

(bersambung)

No comments:

Menjalankan Amanat Agung (6)

 (sambungan) Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali, me...