Friday, August 30, 2024

Kisah Rahab (12)

 (sambungan)

Kisah Rahab juga merupakan cerminan dari kisah hidup kita. Kita bukan keturunan Israel yang menjadi umat pilihan Allah di masa dahulu kala, lewat dosa-dosa kita, yang terus hidup dalam berbagai ketidaktaatan, pembangkangan, mengikuti hawa nafsu dan keinginan daging, hidup dalam kejahatan seperti iri hati, kebencian, mementingkan diri sendiri kalau tidak bahkan lebih seperti mencuri, menipu, zinah, membunuh dan sebagainya, seharusnya kita pun tidak layak untuk selamat.

Tapi Tuhan memberikan kita kasih karuniaNya dalam Kristus yang akan kita terima lewat iman. Dalam Efesus dikatakan "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9).  

Ketika kita menghadapi hari-hari yang sulit hari ini, apakah kita bisa seperti Rahab yang memiliki keteguhan iman kepada Tuhan dan mengaplikasikan iman tersebut dengan sebentuk perbuatan nyata?

Mampukah kita terus percaya kepada Tuhan dengan segenap hati kita meski apa yang sedang kita hadapi hari ini seolah belum mengarah kepada jalan keluar atau titik terang?

Mampukah kita tetap bersukacita dan percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan solusi meski kita belum melihat apa-apa saat ini?

Dan, apakah kita mau mengaplikasikan iman dalam tindakan-tindakan nyata? Iman yang kokoh dan disertai perbuatan nyata akan sangat menentukan seperti apa hidup kita sekarang maupun kelak. Hendaklah kita bisa belajar dari iman Rahab agar pada suatu hari nanti kita bisa berada dalam daftar pahlawan-pahlawan atau saksi-saksi iman seperti halnya Rahab dan para tokoh besar lainnya.

Iman bukan hanya untuk dipendam tapi seharusnya aplikatif dalam kehidupan lewat tindakan-tindakan nyata


No comments:

Menjalankan Amanat Agung (6)

 (sambungan) Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali, me...