Wednesday, August 21, 2024

Kisah Rahab (3)

 (sambungan)

Diluar masalah iman, mereka manusia yang sama dengan kita, yang punya kelemahan, kekurangan dan keterbatasan. Bahkan beberapa di antara mereka pernah mengalami kejatuhan.

Lantas, dari Rahab kita tahu bagaimana Tuhan memperhitungkan iman manusia tanpa memandang muka atau status, juga masa lalu. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk menerima kasih karunia dan belas kasihanNya tanpa terkecuali.

Kisah Rahab muncul dalam perikop mengenai Pengintai-pengintai di Yerikho dalam Yosua 2:1-24. Rahab disebutkan berprofesi sebagai pelacur yang tinggal di balik tembok tebal menjulang kota Yerikho.

Pada suatu hari Yosua melepas dua orang pengintai untuk mengamati kota Yerikho. Mereka ini kemudian bertemu dengan Rahab. Meski kedua mata-mata ini masuk diam-diam, ternyata kedatangan mereka diketahui oleh Raja Yerikho. Sang raja pun segera mengirimkan utusannya untuk menggeledah rumah Rahab, yang dicurigai sebagai tempat persembunyian para pengintai itu. Rahab lalu memutuskan untuk menyembunyikan kedua pengintai itu di atas sotoh (sotoh adalah bagian atas atau atap rumah yang dibangun dari tembok batu) rumahnya sehingga mereka pun selamat dari penangkapan.

Tindakan Rahab jelas sebuah tindakan yang beresiko. Menyembunyikan mata-mata, jika ketahuan tentu ia harus bayar dengan nyawa. Tetapi ia dengan berani melakukannya.

(bersambung)

No comments:

Menjalankan Amanat Agung (6)

 (sambungan) Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali, me...