Sunday, August 4, 2024

Kuasa Menikmati (1)

 Ayat bacaan: Pengkhotbah 6:1-2
=========================
"Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit."


Ada satu hal yang benar-benar saya rasakan saat tengah berada dalam kondisi keuangan yang sulit selama dua tahun terakhir. Itu adalah: saat saya mengucap syukur kepada Tuhan.

Mungkin anda bingung, kenapa saya malah menikmati dan merasakan benar mengucap syukur justu pada saat ditimpa kesulitan ekonomi? Bukankah akan mudah untuk bersyukur saat kita tengah berada dalam kelimpahan tapi susah mengucapkannya saat ada di masa-masa kekurangan? Logikanya mungkin seperti itu. Tapi saya justru merasakan betul ucapan syukur disaat seperti ini.

Kenapa? Awalnya saya pun agak bingung dengan apa yang saya rasakan. Tetapi kemudian, setelah saya merenungkannya secara khusus, saya mendapat jawabannya.

Jawabannya adalah: karena apa yang masih saya peroleh atau miliki ditengah krisis keuangan selama ini, semuanya benar-benar bisa saya nikmati. Meski sedikit atau bahkan seringkali kurang, tapi semua dalam kekurangan itu justru terasa nikmatnya, yang bisa jadi justru lebih terasa dari saat hidup masih baik-baik saja.

Masih bingung? Saya beri contoh. Misalnya, sepotong ayam. Dulu saat masih mampu, setidaknya saya makan sepotong, istri sepotong. Di saat sulit, kami hanya membeli sepotong lalu membagi dua, dan itu untuk sehari. Tapi setengah potong ayam untuk sehari itu benar-benar nikmat rasanya, dan saya bersyukur disaat sulit seperti sekarang kami masih bisa merasakan nikmatnya ayam. Sesuatu yang mungkin tidak begitu terasa pada saat kami masih mampu membeli sesuai keinginan. Dan saya sangat menikmati bersyukur.

I even really feel that every day is a gift from God. Sebuah hari baru, dimana akan ada kesempatan baru, yang masih bisa saya jalani dengan sebaik-baiknya, karena Tuhan pun sudah memberikan kesehatan dan kemampuan bagi saya untuk mengusahakannya.

Jadi, pada intinya saya menyadari bahwa dibalik semua berkat yang Tuhan bisa, mau, akan dan sudah sediakan, ada kuasa yang sangat penting untuk kita miliki agar bisa menikmatinya. Itu saya sebut dengan KUASA MENIKMATI.

(bersambung)

No comments:

Menjalankan Amanat Agung (6)

 (sambungan) Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali, me...