Monday, August 5, 2024

Kuasa Menikmati (2)

 (sambungan)

Sadarilah. Dunia terus mendorong kita untuk berlomba-lomba mengejar kekayaan. Dunia menganggap kekayaan, harta benda yang kita miliki menjadi kunci jawaban dari seluruh permasalahan yang ada.

Kaya berarti anda tidak perlu lagi berpikir panjang untuk membeli sesuatu. Anda bisa pergi berlibur kemanapun anda mau tanpa perlu repot-repot mengumpul uang dulu, apalagi ngutang atau lewat pinjol alias pinjaman online.
 Rumah bisa besar, mobil yang terbaru, gadget yang terbaru atau termuktahir. Segala yang kita mau bisa kita dapatkan dengan mudah. Atau mungkin, apa yang kita ingin padahal tidak perlu pun bisa kita dapatkan langsung tanpa perlu pikir panjang kali lebar kali tinggi.

Masih bagus kalau kekayaan itu diperoleh lewat cara yang baik, benar atau halal. Tapi kKalau pada kenyataannya susah lewat jalan benar, pemikiran yang dilandasi oleh kekayaan harta benda akan membuat kita mengambil jalan yang bengkok sebagai alternatif. Yang penting kaya, yang penting menimbun harta. Itu dianggap banyak orang sebagai kunci untuk bisa menikmati hidup yang bahagia.

Tapi apakah benar demikian? Kalau kita tanyakan kepada mereka yang ditangkap karena korupsi, saya yakin sebagian dari mereka saat ini menyesali perbuatannya dan kalau bisa memundurkan waktu, mereka pasti lebih memilih untuk hidup ala kadarnya tapi jujur.

(bersambung)

No comments:

Menjalankan Amanat Agung (6)

 (sambungan) Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali, me...