Tuesday, August 6, 2024

Kuasa Menikmati (3)

 (sambungan)


Pada masa saya kuliah, ada seseorang yang saya kenal mendadak kaya entah dari mana. Ia tinggal tepat di depan rumah sahabat saya, jadi saya menyaksikan sendiri betapa drastis perubahannya.Tadinya tidak punya mobil dan rumah papan, dalam waktu singkat ia punya dua mobil, rumahnya menjadi sangat mewah dan sering mengadakan pesta.

Eh, tidak sampai setahun ia menderita sakit parah. Hartanya amblas dipakai untuk biaya pengobatan, dan beberapa waktu kemudian saat ia meninggal, jangankan hartanya masih tersisa, istri dan keluarganya terlilit utang dengan jumlah luar biasa besar. Dan semua ini terjadi kurang dari dua tahun.

Kalau itu terasa terlalu ekstrim, kita bisa lihat contoh-contoh sederhana dari kehidupan kita sehari-hari. Ada banyak orang yang secara materi lebih dari cukup bahkan melimpah ternyata gelisah hidupnya. Tidak bisa tidur, ketakutan kalau-kalau hartanya hilang. Ada yang terlalu sibuk mengejar harta, pergi pagi, pulang pagi, lalu keluarganya berantakan. Ada yang punya anak istri tapi tidak kunjung bisa menikmati kebahagiaan dengan keberadaan mereka dalam kehidupannya. Ada yang sibuk mencari kenikmatan sesaat diluar agar bisa merasa senang, tapi sesaat kemudian hatinya kembali hampa. Ada yang secara ekonomi sama sekali jauh dari masalah tapi hidupnya jauh dari bahagia.

Sejak pagi saat kita seharusnya memulai hari dengan sukacita, mereka memulainya dengan tidak tenang. Lihatlah semua dari mereka ini punya kesamaan. Sama-sama berkecukupan bahkan berkelimpahan secara kekayaan, tetapi tidak bisa menikmati apa yang ada pada mereka.

(bersambung)


No comments:

Menjalankan Amanat Agung (6)

 (sambungan) Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali, me...