Friday, August 9, 2024

Kuasa Menikmati (6)

(sambungan)


Selanjutnya mari kita lihat ayat berikut ini:

"Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah." (Pengkotbah 5:19).

Kekayaan, harta benda atau berkat-berkat jasmani itu merupakan karunia Allah yang patut disyukuri. Tapi jangan lupa bahwa kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagian dan bisa bersukacita menikmati hasil jerih payah, itu pun merupakan karunia Allah pula.

Ayat ini juga berbicara jelas akan kuasa untuk menikmati sebagai karunia dari Tuhan yang tidak boleh kita abaikan atau lupakan. Jika Pengkotbah mengangkat pesan ini beberapa kali tentulah itu berarti hal ini sangat penting. Ia tentu ingin agar kita tidak melupakan dari mana kuasa menikmati itu berasal, dan memastikan agar kita tidak melewatkannya.

Kuasa inilah sebenarnya yang memampukan kita untuk bisa menikmati setiap hasil jerih payah kita dengan bersukacita. Dan itu tidak tergantung dari besaran harta yang kita miliki, melainkan dari sejauh mana kedekatan, kesetiaan dan ketaatan kita kepada Tuhan, Sang Pemberi baik berkat berbentuk fisik, kesehatan maupun sebuah kesempatan bagi kita untuk menikmati berkat-berkatNya.

Mengejar harta kekayaan di dunia dilakukan begitu banyak orang. Banyak orang tua yang sampai sekarang menginginkan anaknya untuk mencari calon suami yang kaya, tak peduli seperti apa kerohaniannya ketimbang orang yang dewasa dan matang secara iman yang takut akan Tuhan. Banyak orang yang tumbuh dewasa dengan pemahaman ini dan sulit untuk merubah paradigmanya sesuai kebenaran Kerajaan.

(bersambung)

No comments:

Menjalankan Amanat Agung (6)

 (sambungan) Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali, me...