Saturday, September 28, 2024

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (2)

 (sambungan)

Saya kemudian sampai pada sebuah pertanyaan: kapan kita bisa memberi buat orang lain? Atau pertanyaannya dipertajam, harus berapa minimal uang yang ada baru kita mau tergerak untuk memberi?

Ada banyak yang menganggap dirinya belum sanggup untuk memberi karena merasa untuk diri sendiri saja belum cukup. Nanti kalau saya sudah kaya, kalau uang sudah berlebih-lebih. Kalau semua kebutuhan sudah terpenuhi, kalau sudah tidak tahu mau dibelanjakan kemana lagi, baru memberi. itu menjadi bentuk pemikiran sebagian orang mengenai kapan waktu yang tepat untuk bermurah hati memberi.

Padahal pada kenyataannya manusia cenderung merasa tidak pernah cukup dan tidak pernah puas. Kebutuhan yang satu terpenuhi, datang lagi dua kebutuhan. Dua terpenuhi, datang lagi empat. Mau berapa banyak pun uang yang diperoleh tetap saja merasa kurang banyak. Kalau begitu mereka pun tidak akan kunjung bergerak untuk menolong orang lain dengan berbagi dan memberi.

Jadi kalau didasari pada banyak tidaknya uang, kemungkinannya kita tidak akan pernah murah hati karena manusia cenderung tidak pernah cukup.

Di sisi lain ada pula orang yang rajin memberi tetapi ...

(bersambung)

No comments:

Collective Faith (3)

 (sambungan) Dari kisah ini kita bisa melihat beberapa hal penting. Pertama, kita bisa melihat bagaimana iman bisa menggerakkan Tuhan menjam...