Thursday, September 5, 2024

To Be Or Not To Be (6)

 (sambungan)

Sangatlah penting bagi kita untuk memastikan bahwa pengharapan jangan sampai hilang dari kita. Mengapa? Karena orang yang masih punya pengharapan akan punya alasan untuk terus berjuang. Sebaliknya, kehilangan harapan akan membuat kita kehilangan semangat dan akan segera menyerah. Dari pengalaman-pengalaman hidup saya yang penuh jatuh bangun, hal tersebutlah yang saya dapatkan sebagai kesimpulan saya. Kalau saya masih punya semangat, daya atau tekad untuk berjuang, itu karena saya masih punya pengharapan. Pengharapan itu bisa saya pegang, karena saya memegang teguh janji-janji Tuhan. Saya percaya Tuhan saya, karena itu saya punya pengharapan.

Lebih jauh mengenai pengharapan, Alkitab mengatakan "Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita.." (Ibrani 6:19).

Pengharapan dapat berfungsi sebagai jangkar yang membuat kita bisa terus tertambat dan tidak oleng atau hanyut lantas karam. Alkitab juga mengingatkan kita bahwa kita harus menjaga tiga hal penting dalam hidup kita yaitu: iman, pengharapan dan kasih.  Faith, hope and love. Kita sulit terus punya pengharapan di masa sulit kalau kita tidak punya iman. Sebaliknya, pengharapan yang kokoh akan terus menumbuhkan dan menguatkan iman kita. Lantas jangan lupa pula menaruh pengharapan ke tempat yang benar, yaitu Tuhan. Kenapa? Sebab, selain kuasa Tuhan tidak terbatas dan sanggup mengatasi kemustahilan, kita tahu pula bahwa Allah yang menjanjikannya adalah Allah yang setia (Ibrani 10:23).

Rasa sakit akibat penderitaan bisa membuat kita merasa bahwa hidup ini tidak lagi berharga untuk dijalani. Dalam tekanan berat, rasa putus asa akan mulai mencoba menguasai kita, dan kita pun bisa terjebak pada pemikiran sempit untuk menyerah, bahkan menutup lembaran hidup secara sepihak.

(bersambung)

No comments:

Menjalankan Amanat Agung (6)

 (sambungan) Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali, me...