Thursday, October 10, 2024

Belajar dari Rehabeam (6)

 (sambungan)

Mencegah sikap seperti itu sejak dini akan sangat baik agar kita terhindar dari lupa diri yang bisa mendatangkan malapetaka. Apabila itu sudah terlanjur terjadi, berbaliklah segera. Kita punya Tuhan yang panjang sabar dan penuh kasih yang akan segera mengampuni kita begitu kita datang kepadaNya membawa pertobatan sungguh-sungguh.

Jangan lupa bahwa kita hanyalah berasal dari debu (Mazmur 103:14), tidak ada apapun yang bisa kita banggakan, karena semua yang kita miliki sesungguhnya berasal dari Tuhan (Ulangan 8:14-18).

Mari kita periksa diri kita hari ini, apakah bentuk-bentuk kesombongan, keangkuhan, kepongahan, sikap tinggi hati dan sebagainya masih ada dalam diri kita? Apakah kita masih menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama atau tanpa sadar kita sudah beralih kepada hal-hal lainnya?

Jika masih ada benih-benih yang salah,  bereskanlah segera. Datanglah merendahkan diri dan bertobat dengan sungguh-sungguh, sebelum kehancuran terlanjur menimpa diri kita.

Kekayaan, keberhasilan dan berbagai berkat seharusnya disikapi dengan rasa syukur dan kerinduan untuk menjadi saluran kasih Tuhan, bukan malah menjadi awal masuknya berbagai dosa yang menggagalkan kita menerima anugerah keselamatan.

Be thankful for His blessings and bless others with it

No comments:

Collective Faith (3)

 (sambungan) Dari kisah ini kita bisa melihat beberapa hal penting. Pertama, kita bisa melihat bagaimana iman bisa menggerakkan Tuhan menjam...