(sambungan)
Seperti janda yang pertama di Sarfat, janda ini rela memberi dalam kekurangannya, bahkan semua uang yang ia miliki ia berikan dengan sukarela. Dua janda dalam dua masa yang berbeda, sama-sama miskin, sama-sama menderita, sama-sama berkekurangan, tetapi keduanya sama-sama memiliki kemurahan hati yang luar biasa.
Memberi, berbuat baik terhadap sesama tanpa mengharapkan balas jasa, terima kasih atau tanpa pamrih merupakan salah satu aspek dari kemurahan hati. Namanya kemurahan hati, ada kata hati disana, artinya kemurahan jelas merupakan sikap dari hati.
Karena merupakan sebuah sikap hati maka seharusnya tidak tergantung dari berapa jumlah harta yang kita miliki atau kondisi yang kita alami saat ini, melainkan tergantung masalah bagaimana sikap dan kondisi hati kita. Ketika kemurahan mewarnai sikap hati kita, kita akan rela memberi dengan sukacita tanpa peduli apapun keadaan kita atau berapapun yang kita punya.
Mengapa kita harus memiliki sikap kemurahan ini? Sederhana, karena Allah yang kita sembah adalah Bapa yang murah hati. Hal ini ditegaskan Yesus sendiri yang bisa kita baca di dalam Alkitab. "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." (Lukas 6:36).
(bersambung)
Wednesday, October 2, 2024
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (6)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Collective Faith (3)
(sambungan) Dari kisah ini kita bisa melihat beberapa hal penting. Pertama, kita bisa melihat bagaimana iman bisa menggerakkan Tuhan menjam...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment