Monday, October 28, 2024

Sukacita Kedua (1)

 Ayat bacaan: Lukas 5:19
==================
"Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. "


Belakangan ini saya merasa bahwa otot-otot iman saya tengah digembleng habis-habisan. Bukan hanya dalam hal tetap memegang teguh pengharapan dan kuat saat berada di masa kesukaran, tetapi terlebih dalam hal sukacita.

Ada kalanya saya sudah benar-benar kehilangan mood untuk bisa tetap ceria, tapi mau tidak mau saya harus tetap bisa ceria dan ramah dalam melayani pembeli, dan tentu saja, saat saya pulang ke rumah dan 'ditodong' putri tercinta saya untuk bermain bersamanya. "Hore papa pulang! Ayo main, pa." Begitulah sambutannya begitu melihat saya ada di depan pintu. Terkadang saya sudah merasa terlalu letih, baik fisik maupun mental, kalau ditanya saya lebih memilih untuk bisa langsung beristirahat, calling it a day and look forward to a new day with new chance tomorrow. Tapi bagaimana mungkin saya bisa mengecewakannya?

Dan kemarin, saat anak saya memimpin doa sebelum tidur, saya sempat kaget sekaligus terharu. Ia membuka doanya dengan "Tuhan Yesus, terima kasih karena hari ini saya bisa bermain lama sama papa. Terima kasih sudah mendengarkan doa saya tadi malam."

Itu membuat saya kaget, karena saya tidak menyangka bahwa ia ternyata secara khusus berdoa agar ia dapat kesempatan untuk bisa bermain bersama saya dalam jangka waktu yang cukup untuk membuatnya puas. Saya pun merasa lega bahwa saya tidak menolak untuk meluangkan waktu bersamanya meski saya merasa sangat letih dari segala arah. Dan itu mendatangkan sukacita dalam hati saya.

(bersambung)

No comments:

Sukacita Kedua (2)

 (sambungan) Saya terus berproses untuk tetap bisa bersukacita dalam pengertian yang sungguh-sungguh, bukan pura-pura, meski himpitan beban ...