(sambungan)
Sepertinya sudah menjadi kecenderungan sifat manusia untuk menjadi sombong dan lupa diri saat kesuksesan, ketenaran, keberhasilan atau peningkatan-peningkatan dalam hidup terjadi. Menjadi lupa terhadap orang-orang yang sama-sama berjuang, menjadi lupa atau tidak peduli kepada orang lain, dan juga, melupakan Tuhan.
Tadinya terus berdoa siang malam dan berharap agar Tuhan memberkati setiap langkah, ketika sudah berhasil Tuhan malah dilupakan. Minta tolong, yes, terima kasih, no. Itupun teramat sering terjadi dalam hidup banyak orang.
Sikap melupakan Tuhan ini sesungguhnya sudah terjadi sejak jaman dahulu. Bangsa Israel di jaman Musa menjadi contoh nyata mengenai kelakuan yang memalukan ini.
Dalam Ulangan dikatakan: "Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, --bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun--dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya." (Ulangan 32:15).
Kalau kita mundur sedikit, kita bisa lihat bagaimana kebaikan Tuhan telah menyertai dan memberkati mereka seperti yang tertulis dalam ayat 10-14.
"Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya....
(bersambung)
Sunday, December 8, 2024
Kacang Lupa Kulit (2)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Merenungkan Makna Natal (3)
(sambungan) Mari kita baca dan renungkan ayat-ayat berikut. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaru...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment