Monday, December 9, 2024

Kacang Lupa Kulit (3)

 (sambungan)

"Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menaqmpung seekor dan mendukunnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia. Dibuat-Nya dia berkendaraan mengatasi bukit-bukit di bumi, dan memakan hasil dari ladang, dibuat-Nya dia menisap madu dari bukit batu, dan minyak dari gunung batu yang keras, dadih dari lembu sapi dan susu kambing domba, dengan lemak-lemak anak-anak domba; dan domba-domba jantan dari Basan dan kambing-kambing jantan, dengan gandum yang terbaik; juga darah buah anggur yang berbuih engkau minum." (Ulangan 32:10-14).

Lihatlah bagaimana kelimpahan dan perlindungan sepenuhnya dari Tuhan disebutkan dengan begitu indah. Bukankah atas semua berkat luar biasa dari Tuhan itu siapapun penerimanya seharusnya bersyukur dan memuliakan Tuhan? Seharusnya demikian. Tapi sepertinya memang sudah menjadi tabiat manusia untuk lupa melakukan itu.

Demikianlah yang terjadi saat itu oleh bangsa tersebut. Lihatlah sikap buruk mereka. Bukannya bersyukur atas berkat Tuhan, mereka malah berubah sikap setelah menjadi gemuk kekenyangan. Segera mereka melupakan Pribadi yang telah menyediakan itu semua.

Ayatnya menyebutkan seperti ini: "Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, --bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun--dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya." (ay 15)

(bersambung)

No comments:

Merenungkan Makna Natal (3)

 (sambungan) Mari kita baca dan renungkan ayat-ayat berikut. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaru...