Sunday, December 22, 2024

Merenungkan Makna Natal (4)

 (sambungan)

Dan seperti itulah intinya. Yesus turun ke dunia "bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45). Yesus memilih untuk melepas atribut ke-IlahianNya dan "mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:6-7) Tidak berhenti sampai disitu tapi "dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (ay 8).

Semua itu adalah untuk sebuah misi menebus kita semua, manusia yang berselubung dosa. Penebusan yang hadir sebagai anugerah terbesar dari Tuhan karena Dia teramat sangat mengasihi manusia, His masterpiece, yang begitu berharga bagiNya.

Jadi, saat banyak orang yang hanya merayakan Natal sebatas seremonial dan kemeriahan pesta saja, tidak lagi memikirkan apa yang paling mendasar dari perayaan Natal, bukankah itu menyedihkan? Pestanya dicari, diusahakan semeriah mungkin dan dinikmati, orang rela keluar uang dalam jumlah besar untuk itu, tapi siapa yang dirayakan dan makna perayaannya sendiri dikesampingkan atau bahkan diabaikan.

Lupa mengucapkan syukur atas anugerah yang begitu besar, for this greatest gift of all, dan lupa bagaimana menyikapi esensi Natal ini dalam hubungan dengan sesama. Jika anda ada di posisi Tuhan, bagaimana perasaan anda melihat anugerahNya yang terbesar dikesampingkan dan hanya dipakai sebagai pesta meriah semata?

Selanjutnya mari kita bicara sedikit soal kasih. Kasih merupakan inti dasar dari kekristenan. Saat kita menghargai anugerah Tuhan yang begitu besar karena digerakkan oleh kasih, seharusnya kita pun meneladaninya dengan mengasihi Tuhan lebih lagi dari hari ke hari dan juga menyatakan kasih itu kepada sesama.


(bersambung)

No comments:

Merenungkan Makna Natal (4)

 (sambungan) Dan seperti itulah intinya. Yesus turun ke dunia "bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyaw...