Wednesday, December 25, 2024

Merenungkan Makna Natal (7)

 (sambungan)

Jika Tuhan saja demikian, sudah sepantasnya kita pun harus meneladani dan melakukannya. Setidaknya kita bisa memakai momentum Natal tahun ini untuk mulai belajar melakukan itu dimulai dari hal-hal yang sederhana, lalu terus melatih kepekaan kita terhadap penderitaan sesama, sehingga pada suatu ketika kita bisa "satu hati dan satu suara memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus" bersama-sama mereka. (ay 6).

Jika kita bersyukur atas anugerah keselamatan dari Tuhan lewat kelahiran Kristus ke dunia, berarti sudah pada tempatnya kita berpikir untuk melakukan sesuatu sebagai ucapan syukur kita. Apa yang harus kita lakukan? Yesus berkata bahwa "sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40) Itu pesan pentingnya, dan dalam memperingati Natal pun sudah seharusnya kita memikirkan untuk melakukannya. Ingatlah bahwa kita hidup untuk memuliakan Tuhan. "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36).

Hidup ini berasal dari Tuhan, berpusat pada Tuhan, menjalani bersama Tuhan dan berakhir untuk Tuhan. Itulah kehidupan kekristenan sejati. Jika demikian, kita tidak pantas untuk mementingkan kepentingan diri sendiri saja, sibuk membuat pesta dengan segala kemewahan dan kemeriahannya sementara di sekeliling kita masih banyak orang yang berjuang mati-matian untuk sekedar bertahan hidup.

Mengejar perayaan pesta semata apalagi hanya agar terlihat hebat bukanlah gambaran yang benar dari hamba Kristus. Dan itu sudah disampaikan pula oleh Paulus. Ingatlah pesan Tuhan berbunyi "Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." (Galatia 1:10). Pesta besar tentu akan berkenan kepada manusia, pujian dan pujaan mungkin hadir buat kita, nama dan popularitas mungkin meningkat, tapi itu tidaklah berkenan bagi Kristus sebelum kita terlebih dahulu mengulurkan tangan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.

(bersambung)

No comments:

Merenungkan Makna Natal (8)

 (sambungan) Seorang hamba Kristus seharusnya rela melepas atribut dan hak dalam melakukan segala yang dikehendaki Tuhan dalam hidupnya. Jan...