Thursday, December 26, 2024

Merenungkan Makna Natal (8)

 (sambungan)

Seorang hamba Kristus seharusnya rela melepas atribut dan hak dalam melakukan segala yang dikehendaki Tuhan dalam hidupnya.

Jangan lupa pula adalah sangat penting bagi kita untuk menjaga betul kemurnian hati kita, dimana seluruh kehidupan itu terpancar. Hati yang tercemar akan menghasilkan kualitas hidup yang juga penuh kecemaran. Itu akan sangat buruk buat kita dan akan pula buruk buat siapapun yang ada di sekitar kita. Buah kebencian dari hati yang dicemari kebencian bukan saja membuat kita jauh dari sukacita dan damai sejahtera tapi juga bisa merusak tatanan kehidupan peradaban manusia.

Celakanya, kebencian hanyalah satu dari begitu banyak produk buruk dari hati yang tercemar. Tidak ada kasih yang bisa hidup disana, apalagi kasih yang bersifat universal, menembus sekat dan batas primordial alias pandangan atau paham baik mengenai tradisi, adat, kepercayaan dan lain-lain, kasih yang berisi pengampunan yang lebih besar dari ukuran dunia, kasih yang sanggup menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu yang nyata buat orang lain tanpa memandang latar belakangnya, bukan seperti sistim sempit yang dianut orang di luar sana.

Sedikit kecemaran saja sudah bisa membuat hati kita menghasilkan produk-produk buruk yang terpancar keluar dari kehidupan kita. Jika dunia diisi oleh keadaan seperti ini, bisa dibayangkan seperti apa dunia jadinya. Jauh, sangat jauh dari dunia layak huni, sangat jauh pula dari seperti apa sebenarnya dunia yang Tuhan inginkan untuk kita tempati.

Tuhan menyediakan pelitaNya lewat roh kita untuk menyelidiki sisi-sisi terdalam pada hati kita agar kita bisa memastikan apakah hati kita sudah murni atau masih mengandung kecemaran. Dan karena itu disediakan lewat roh, maka kita harus memastikan agar roh kita kuat dan memegang kendali atas hidup kita, bukan kedagingan.

(bersambung)

No comments:

Merenungkan Makna Natal (8)

 (sambungan) Seorang hamba Kristus seharusnya rela melepas atribut dan hak dalam melakukan segala yang dikehendaki Tuhan dalam hidupnya. Jan...