Friday, December 27, 2024

Merenungkan Makna Natal (9)

 (sambungan)

Lalu kita harus menyerahkan atau menundukkan pikiran dan perasaan kita agar selaras dengan pikiran dan perasaan Yesus.

We think the way He thinks, we feel the way He feels.

Tanpa ini semua, kita akan hidup dengan bahaya kecemaran menuju pada kehancuran.

Sebagai bentuk ucapan syukur kita atas anugerah Tuhan dalam memperingati Natal, hendaklah kita sama-sama merenungkan kembali semua ini. Miliki hati yang murni dalam Tuhan yang menghasilkan produk-produk dimana kasihNya tercermin dan terasa disana. Tidak ada perayaan Natal apabila Tuhan tidak digerakkan oleh kasih memutuskan untuk menebus kita. Tidak ada Natal apabila Yesus tidak datang ke dunia, melepas semua atribut ke-IlahianNya dan mengorbankan diriNya demi kita semua.

Tidak ada yang melarang kita untuk bersukacita dalam merayakan Natal lewat pesta. Semua itu baik dan boleh-boleh saja. Tapi hendaknya kita tidak melupakan Sosok yang dirayakan, dan segala yang telah Dia berikan kepada kita. Mari rayakan Natal tahun ini dengan kembali pada esensinya. Mengerti, menyikapi benar dan mensyukuri, kemudian meneladani dan mengaplikasikan. Jangan jadikan semua yang dilakukan Tuhan sia-sia. Let's make this Christmas as a start of something good. Merry Christmas, God bless you!

We may love the Christmas season, but do we love Christ?

No comments:

Kreasi (1)

 Ayat bacaan: Yesaya 64:8 ====================== "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yan...