Wednesday, December 18, 2024

Mulanya Hanya Coba-Coba (6)

 (sambungan)

Orang-orang yang bertoleransi dengan menikmati dosa sebenarnya sedang melakukan self-destruction, menghancurkan diri sendiri dan mengarahkan dirinya menuju kebinasaan. Peran kita adalah untuk menyadarkan dan menyelamatkan mereka dari kebinasaan bukannya malah ikut-ikutan masuk ke dalamnya. Kita harusnya menjadi contoh atau teladan, bukannya malah dengan mudah terbujuk untuk ikut-ikutan.

Firman Tuhan pun mengingatkan "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).

Segala perbuatan dosa sesungguhnya berasal dari Iblis. Dan Yesus pun sudah hadir ke dunia atas kebesaran kasih Allah pada diri kita untuk membayar lunas semua itu. Alkitab menyatakan demikian: "barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu." (1 Yohanes 3:8).

Dosa-dosa memang bisa hadir dalam berupa kemasan yang terlihat indah dan penuh kenikmatan, lewat bujukan-bujukan teman yang terasa sayang untuk dilewatkan, tetapi apa yang sesaat itu sama sekali tidak sebanding dengan akibat yang harus kita tanggung selamanya kelak.

Hari ini marilah kita sama-sama mawas diri memperhatikan pergaulan kita dan terlebih lagi menjaga diri kita. Hanya ikut-ikutan tidak akan pernah bisa diangkat menjadi alasan, karena biar bagaimanapun akan ada konsekuensi yang harus siap kita tanggung ketika kita sudah terlanjur terjerumus ke dalam dosa.

When someone ask you to do bad things, say no


No comments:

Merenungkan Makna Natal (3)

 (sambungan) Mari kita baca dan renungkan ayat-ayat berikut. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaru...