Ayat bacaan: Markus 4:19
=================
"Then the cares and anxieties of the world and distractions of the age, and the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness of riches, and the craving and passionate desire for other things creep in and choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless."
Sejak awal ia bisa makan biasa, saya sudah mengajarkan anak saya makan ikan. Selain enak, ikan merupakan makanan sehat sebab mengandung protein tinggi, juga omega 3. Protein merupakan zat gizi utama yang dibutuhkan tubuh karena sangat berperan dalam pembentukan dan perbaikan sel, jaringan, produksi enzim dan hormon, juga merupakan penghasil sumber energi tambahan. Selain itu beberapa jenis ikan juga mengandung banyak zat gizi penting lain seperti zat besi, kalsium, magnesium, fosfor, kalium dan sebagainya.
Tentu saja di usia-usia awal kami harus menyisihkan duri-duri yang ada di ikan dengan sangat hati-hati. Baru sejak ia berusia 4 tahun kami mengajarkannya untuk memilah sendiri duri saat makan ikan. Kalau mamanya lebih yakin akan kehati-hatian anak kami saat makan ikan, saya lebih was-was. Kenapa? Karena saya punya pengalaman yang lumayan bikin trauma.
Waktu kecil saya pernah tertelan duri ikan mas. Saya masih ingat sakitnya itu bukan main. Duri ikan mas bukan saja tajam tapi juga bercabang sehingga bisa lebih sulit lepas dari duri ikan lainnya. Jadi kalau anak saya makan ikan mas, saya masih harus menyisihkan durinya sendiri supaya dia tidak harus mengalami pengalaman yang sama seperti papanya.
Kalau tertusuk duri ikan itu sakit, duri-duri dari tanaman pun sama sakitnya. Tanaman pohon jeruk di rumah saya punya duri yang banyak dan tajam-tajam. Beberapa kali saya tertusuk kalau sedang memangkas, atau saat istri saya minta diambilkan beberapa helai daun jeruk untuk memasak. Itu tanaman yang pohonnya dalam posisi berdiri tegak. Bayangkan jika anda harus berjalan di antara semak duri. Kaki bisa jadi korban meski sudah hati-hati.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment