Saturday, January 18, 2025

Kreasi (4)

 (sambungan)

Dalam kitab Yesaya dikatakan: "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu." (Yesaya 64:8).

Lalu dalam ayat lain Yesaya mengatakan bahwa manusia tidaklah lebih dari hembusan nafas semata, sehingga kita jangan pernah menaruh harapan terlalu tinggi pada sebuah figur atau sosok manusia. "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22).

Dari kedua ayat ini kita bisa melihat bahwa sebagai mahluk ciptaan Tuhan kita tidak boleh meletakkan harapan kekuatan sendiri atau orang lain, tetapi sudah seharusnya kepada Tuhan, Bapa yang membentuk kita, hasil buatan tanganNya yang istimewa.

Kita harus menyadari bahwa Tuhanlah yang berkuasa atas segalanya, dan kita hanyalah ciptaanNya yang dibentuk dengan tanah liat dan diberi nyawa lewat hembusan nafasNya sendiri. Dia sudah memberi rancangan atau rencana terbaik bagi kita hingga mencapai garis akhir menuju hidup yang kekal.

Jika demikian, sangatlah keliru apabila kita hanya menggantungkan harapan kepada yang lain selain Tuhan. Seharusnya kita mencari tahu apa panggilan kita, menjalani hidup sesuai sekuens Tuhan dan merendahkan diri kita agar Tuhan tetap ditinggikan atas apapun yang kita lakukan. Itu akan membuat kita bisa memiliki sebuah kualitas kehidupan yang tinggi, tidak mudah tergoncang, penuh damai sukacita tanpa tergantung pada situasi dan kondisi. Itu akan memampukan kita menuai segala rencana terbaik Tuhan atas kita.

(bersambung)

No comments:

Kreasi (6)

 (sambungan) Tuhan sebagai sang Penjunan atau sang Pembuat periuk/bejana tentu mengenal karakter ciptaanNya, para "tanah liat", de...