Sunday, January 19, 2025

Kreasi (5)

 (sambungan)

Mari kita lihat lebih jauh status kita dibanding Tuhan yang disampaikan lewat Yeremia. Dalam pembuka Yeremia 18 kita membaca bahwa Tuhan menyuruh Yeremia ke tukang periuk untuk mendapat pelajaran penting mengenai hakekat manusia dan hubungannya dengan Tuhan.

Jika kita adalah tanah liat, maka Tuhan adalah Penjunan kita. Sebagai tanah liat tentu kita tidak punya kehebatan atau kuasa apa-apa. Tanah liat tidak pernah bisa mengatur pembuatnya untuk membentuk dirinya sesuai dengan keinginannya. Tapi si pembuatlah yang pasti mengenal jenis tanah liat dan seperti apa ia bisa dibentuk agar hasilnya bisa seindah mungkin. Demikianlah sebuah pelajaran yang dipetik oleh Yeremia lewat seorang tukang periuk.  "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya." (Yeremia 18:4).

Itulah hasil pengamatan Yeremia. Lalu Tuhan berkata: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!" (ay 6).

Tuhanlah sang Pembuat, sedang kita adalah tanah liat yang berada di tangan sang Pembuatnya. Karenanya bukan segala kuat, hebat dan harta kita yang bisa membuat kita menjadi baik, berkelimpahan dan selamat, namun semata-mata karena kehebatan Tuhan membentuk kita-lah maka kita bisa menjadi bejana-bejana yang indah. Menyombongkan diri atau berlindung di belakang orang lain adalah sebuah sikap yang memalukan, karena itu artinya si orang tersebut tidak menyadari betul siapa dia sebenarnya.

Malah Alkitab mencatat demikian "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5).

(bersambung)

No comments:

Kreasi (6)

 (sambungan) Tuhan sebagai sang Penjunan atau sang Pembuat periuk/bejana tentu mengenal karakter ciptaanNya, para "tanah liat", de...