Wednesday, January 29, 2025

Siap Tidak Siap (2)

 (sambungan)

Bagaimana dalam hal menjalankan tugas mulia mewartakan berita mengenai Yesus? Seringkali kita punya ribuan alasan untuk menolak memberitakan kabar gembira kepada orang. Segala keterbatasan pun akan mudah kita berikan. Takut, tidak tahu caranya, tidak mengerti terlalu banyak, tidak pintar ngomong, sudah terlalu sibuk dan lain-lain, termasuk alasan waktunya kurang tepat, sedang tidak pas. Atau alasan takut, itu pun sering jadi penyebab untuk menolak. Padahal seringkali bukan waktunya yang tidak pas, tapi kitanya lah yang tidak siap.

Mari saya berikan satu contoh nyata dari pengalaman saya sendiri. Suatu pagi, saya berhadapan dengan seorang bapak yang tinggal tidak jauh dari rumah saya. Ia adalah ketua dari sebuah ormas garis keras yang kalau saya sebut namanya pasti anda tahu. Ia tahu keyakinan saya, dan entah dari mana ia tahu bahwa apa keyakinan lama saya.

Maka jadilah pagi itu saya seolah ia 'sidang' bersama salah seorang temannya. "Kenapa anda murtad?" pertanyaannya tajam dan air mukanya pun terlihat tidak menyenangkan.

Saya bisa saja ngeles atau berdalih untuk cari aman. Tapi tidak, saya tidak mau menyangkal Yesus yang sudah saya terima sebagai Tuhan dan Juru Selamat saya. Maka saya berdoa dalam hati, meminta Roh Kudus membimbing mulut dan lidah saya dalam menjawab.

Yang saya lakukan kemudian adalah saya bersaksi, sejujur-jujurnya kenapa saya berpindah. Saya juga bersaksi bagaimana perubahan dalam hidup saya setelah saya menerima Yesus.

Lantas berbagai pertanyaan 'klise' tentang Kristen pun mereka sampaikan pada saya, sesuatu yang biasa mereka pakai untuk mengolok-olok. Saya hanya menjawab bahwa yang namanya iman, itu tidak bisa tergantung dari orang lain melainkan dari diri sendiri. Ada banyak hal yang tidak akan pernah bisa kita jawab karena kemampuan manusia untuk menyelami kebesaran Tuhan itu sangatlah terbatas. Disaat seperti itu, iman akan sangat bermanfaat agar kita bisa meyakini betul kebesaran Tuhan, juga agar kita bisa mengalami banyak hal yang berada di luar kemampuan nalar manusia.

(bersambung)

No comments:

Siap Tidak Siap (3)

 (sambungan) Dan mereka pun diam. Suasana pelan-pelan berubah menjadi lebih ringan, jatuhnya seperti ngobrol santai. Dan luar biasanya, sete...