Sunday, February 23, 2025

Kasih Itu Murah Hati (7)

 (sambungan)

Suatu kali saya pernah membaca sebuah tulisan menarik mengenai murah hati. Si penulis mengatakan, alangkah menyedihkan saat melihat orang tidak memiliki sikap murah hati dalam hidupnya tapi terus mengharapkan bahkan menuntut Tuhan untuk bermurah hati kepada mereka.

How can we expect God to be generous with us but we have not been showing generousity towards others?

Si penulis mengatakan, itu sama saja seperti mencoba mencuri dan memeras Tuhan. Kita mungkin tahu bahwa itu sama sekali tidak pantas, tapi tanpa sadar banyak dari kita yang terjatuh dalam hal ini.

Adalah sangat penting bagi kita untuk memeriksa apakah kemurahan hati sudah diproduksi dari dalam hati kita. Jika belum, periksalah segera dimana letak masalahnya. Manusia yang dalam hidupnya punya Roh Allah seharusnya menghasilkan buah-buah yang sama dengan apa yang keluar dari hati Allah.

Kemurahan hati merupakan produk dari hati yang dipenuhi kasih, yang seharusnya mengalir secara natural atau alami dari kehidupan orang benar. Kemurahan hati tidak pernah tergantung dari berapa banyak yang kita punya, atau apakah kita sudah memenuhi semua kebutuhan kita atau tidak.

Kemurahan hati tidak tergantung dari kondisi dan situasi. Kemurahan hati adalah sebuah kasih karunia, cerminan hati Allah dan produk dari kasih yang akan menjadi bagian alami dari hidup kita kalau kita benar-benar menghidupi kebenaran. Ada banyak orang yang saat ini tengah mengalami kesesakan, siapkah kita untuk bermurah hati pada mereka?

"A christian who withdraws into himself, hiding all that the Lord has given him, is not a Christian. I would ask the people present to be generous with their given talents for the good of others, the church and our world." - Pope Francis



No comments:

Kasih Itu Murah Hati (7)

 (sambungan) Suatu kali saya pernah membaca sebuah tulisan menarik mengenai murah hati. Si penulis mengatakan, alangkah menyedihkan saat mel...