Friday, February 7, 2025

Si Pencuri Sukacita (5)

 (sambungan)

Mari kita lihat sejenak mengenai Daud. Daud adalah seorang raja dan tinggalnya di istana. Ia sepertinya tidak kurang suatu apapun. Tapi tetap saja ada banyak masalah yang menerpa hidup Daud, bahkan diantaranya adalah ancaman pembunuhan. Dari tulisannya, kita tahu bahwa Daud ternyata mampu untuk terus bersukacita dalam kondisi apapun.

Apa kuncinya yang membuat Daud bisa tetap bersukacita meski berbagai kondisi yang tidak kondusif tengah menderanya? Kunci itu adalah : "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak.." (Mazmur 16:8-9a).

Masih dari kitab yang sama dikatakan: "Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya." (Mazmur 33:21).

Dari sini kita bisa melihat bahwa hati kita bersukacita bukan tergantung dari orang lain atau situasi yang kita hadapi, tapi tergantung dari sejauh mana kita percaya pada Tuhan dan mempercayakanNya sebagai sumber sukacita kita yang sejati. Kita tidak akan pernah bisa menghindari masalah selamanya, karena terkadang sebaik-baiknya kita melangkah, ada saja faktor-faktor eksternal yang bisa membawa kita masuk ke dalam pusaran kesukaran seperti kondisi yang terjadi saat ini misalnya, dimana seluruh dunia tengah mengalami fase sulit.

Kita pun tidak akan bisa menghindari persinggungan dengan orang lain. Akan ada saja dimana kita mau tidak mau harus bertemu dengan orang-orang bertipe nyolot, mengesalkan dan menyebalkan. Baik di kantor, di pekerjaan, di lingkungan tempat tinggal, atau dalam perkumpulan, persekutuan, komunitas, dan sebagainya, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dengan dunia yang lebih dari satu, potensi kehilangan sukacita kita pun berlipat ganda.

(bersambung)

No comments:

Kasih Itu Murah Hati (5)

 (sambungan) 3. Murah hati merupakan salah satu produk kasih Lihatlah ayat berikut: "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak ce...