Monday, February 10, 2025

Si Pencuri Sukacita (8)

 (sambungan)

Karena itulah membereskan hal-hal yang masih mengganjal di masa lalu menjadi penting. Jika kita membereskan semua kesalahan kita, mengakuinya di hadapan Tuhan dan membereskan dengan orang-orang yang berkaitan dengan itu, memberikan pengampunan bagi mereka yang pernah menyakiti kita, iblis tidak akan bisa mendakwa kita, ia tidak akan bisa lagi memperdaya kita.. Kita bisa membangun kembali hubungan kita dengan Tuhan, dan dengan demikian sukacita daripadaNya tidak akan tersumbat melainkan bisa mengalir lancar ke dalam hati kita.

Jangan dasarkan sukacita kita kepada orang atau situasi terkini yang kita hadapi, tetapi dasarkanlah kepada Tuhan. Pandanglah Tuhan dan bukan masalah atau orang-orang yang bermasalah. Itulah sumber sukacita yang sebenarnya, yang sejati. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita, karena semua itu berasal dari Tuhan dan itu letaknya sangat jauh di atas segala permasalahan atau orang-orang yang mengecewakan kita.

Begitu banyak orang yang keliru meletakkan sukacitanya hingga Firman Tuhan pun mengingatkan hingga berulang dalam ayat yang sama. "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" (Filipi 4:4). Lalu dalam kesempatan lain: "Bersukacitalah senantiasa." (1 Tesalonika 5:16).

Percayalah bahwa kita punya Tuhan yang jauh lebih besar dari semua masalah. Tuhan yang penuh kasih telah memberikan kita sukacita sejati terlepas dari apapun keadaan kita hari ini dan siapapun yang kita hadapi saat ini. Oleh karenanya, jangan biarkan sukacita kita dirampas. Don't let fear, stress, worry, our mistakes in the past and whatever problems to steal our joy. Let's set our mind towards the real joy from the real Source.

"Bersukacitalah senantiasa.Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:16-18).

Jika anda ingin sukacita sejati yang tidak terguncang oleh apapun, dasarkanlah pada sumber yang benar. Saat ini, percaya atau tidak, saya pun tengah berhadapan dengan banyak masalah. Dan tulisan ini sekaligus mengingatkan saya untuk tidak membiarkan apapun mencuri sukacita dari diri saya. Bagi teman-teman yang juga tengah mengalami hal yang sama, mari kita sama-sama menolak apapun dan siapapun mencuri sukacita kita. Now, are you ready? let's rejoice together!

"Life is  10% what happens to you, 90% how you react to it" - Charles Swindoll

No comments:

Kasih Itu Murah Hati (5)

 (sambungan) 3. Murah hati merupakan salah satu produk kasih Lihatlah ayat berikut: "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak ce...