Wednesday, January 15, 2025

Kreasi (1)

 Ayat bacaan: Yesaya 64:8
======================
"Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."


Sejak di usia 3 tahun anak saya sudah mulai saya ajarkan untuk bermain kreatif. Mulanya ia saya ajar untuk membuat orang-orangan dari kertas. Saya yang menggambar dan mewarnai, dia menggunting dan menempel ke karton supaya lebih kokoh. Tentu saja di awal-awal hasil guntingannya jauh dari rapi. Ada yang tidak sengaja tergunting, ada yg menyisa jauh di luar gambar. Tapi tidak apa-apa, yang penting ia punya cakrawala berpikir kreatif untuk mulai membuat sesuatu. Belakangan ia yang mewarnai, dan namanya anak kecil, hasil warnanya pun acak-acakan.

Kalau misalnya orang-orangannya sobek, ia pun tahu bagaimana memperbaikinya dengan menggunakan selotip, begitu juga kalau ada bagian yang lepas, maka ia menempelnya lagi menggunakan lem. Karena ia termasuk telaten menjaga orang-orangannya, sampai sekarang semuanya masih awet dan masih sering kami pakai untuk main bersama. Lalu ia saya bimbing untuk membuat banyak hal dengan menggunakan bahan-bahan murah dan sederhana, misalnya piring kertas, botol plastik, sedotan, benang, karton dan sebagainya.

Sekarang di usia 5 tahun dia punya banyak ide dan kreasi yang sudah bisa ia kerjakan sendiri. Kemarin saya sempat kaget karena ia membuat aquarium sendiri menggunakan kotak bekas mainan Barbienya. Ia memakai bagian dari plastik karena menurutnya aquarium itu harus transparan alias ikan beserta hiasannya bisa dilihat dari luar. Lalu ia menambahkan beberapa blocks miliknya yang ia rasa bisa seperti batu-batu karang, dan rumput plastik mainannya sebagai rumput laut. Ia menaruh beberapa mainan ikannya disana, dan senter kecil supaya terlihat terang.

Saya sangat bangga melihat ide dan kreasinya. Menurut saya dia sudah termasuk maju diantara rata-rata anak-anak seusianya. Ia pun sangat senang menggambar. Banyak lukisan karyanya yang saya tempel di toko untuk menemani saya dalam melayani pembeli.

(bersambung)

Tuesday, January 14, 2025

Belenggu Masa Lalu (7)

 (sambungan)

Lihatlah ayat berikut ini yang baru saja saya pakai sebagai tema renungan sebelumnya.

 "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23).

Apa yang disediakan Tuhan adalah berkat yang tiada habisnya dan selalu baru setiap pagi. Jika demikian, untuk apa kita terus mengingat-ingat masa lalu? Bukankah artinya sangat ironis jika kita masih saja terkubur dalam masalah di waktu lalu, padahal Tuhan mencurahkan rahmatNya yang baru setiap pagi?

Tuhan menyediakan pengharapan baru bagi kita yang telah ada di dalam Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."(2 Korintus 5:17). In Christ, we are the new creation. Semua telah ditebus Kristus dengan lunas di atas kayu salib. Dan kita sekarang bisa menatap hari depan yang cerah, penuh pengharapan dari Tuhan.

Tidak ada lagi belenggu masa lalu, kecuali kita yang mengijinkan dan menginginkan trauma masa lalu itu untuk terus hadir bersama kita, menghambat kita untuk bertumbuh dan maju. Adalah baik menjadikan masa lalu sebagai pelajaran dan pengalaman untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi kedepannya sesuai dengan rencana Tuhan atas diri kita. Tapi jangan sampai masa lalu menjadi penghalang atau penghambat bagi kita untuk bisa memperoleh semua itu.

Jika ada diantara teman-teman yang masih mengalami masalah dengan masa lalu anda, hari ini juga, bebaskan diri anda dari belenggu masa lalu. Stop looking back to the past, it's time to move forward. Let's move on with all hope, faith and glory, with God by our side!

Leave the past where it belongs. Don't look back when you know you shouldn't

Monday, January 13, 2025

Belenggu Masa Lalu (6)

 (sambungan)

Yesus mengingatkan hal yang sama. Mari kita lihat kisah mengenai seseorang yang mau mengikuti Yesus namun memilih untuk berlama-lama. "Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."(Lukas 9:61). Apa jawab Yesus? "Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."(ay 62).

Tuhan rindu setiap kita untuk maju. Dia rindu untuk mencurahkan berkat-berkatNya, namun bayang-bayang masa lalu kerap membuat kita selalu menoleh ke belakang, dan dengan demikian gagal mencapai janji-janji Tuhan.

Surat Paulus kepada jemaat di Filipi juga sempat berbicara mengenai hal yang sama. Sepertinya Paulus menyadari tendensi manusia untuk selalu berada dalam bayang-bayang masa lalunya, hingga ia merasa perlu untuk mengingatkan. "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14).

Lewat yang ia tulis dalam suratnya, Paulus memberi contoh, bahwa walaupun dia telah melayani Tuhan, dia tetap harus fokus untuk melupakan segala masa lalunya, seburuk apapun, dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai di depan. Kita tidak akan bisa maju jika selalu berada dalam belenggu masa lalu kita yang kelam. Kita perlu benar-benar mengerti bahwa Tuhan begitu mengasihi kita. Dia tidak mau kita hidup terikat dalam dosa, problema kehidupan dan hal traumatis di masa lalu.

Apa buktinya? Coba pikirkan hal sederhana saja. Jika Tuhan tidak perduli, untuk apa Tuhan repot-repot menganugrahkan Kristus, AnakNya yang tunggal untuk memerdekakan kita dari segala dosa, kutuk dan kuk perhambaan warisan masa lalu? Menyadari itu, berhentilah menoleh ke belakang, dan raihlah janji-janji Tuhan, yang penuh rancangan damai sejahtera, hidup yang berkelimpahan dan penuh berkat.

(bersambung)

Sunday, January 12, 2025

Belenggu Masa Lalu (5)

 (sambungan)

Mereka menjadi sulit maju, karena mereka terikat dengan hal-hal traumatis yang pernah terjadi. Atau masa lalu yang terlanjur terlalu nyaman, dan itu membuat mereka menjadi terlalu malas atau takut untuk bergerak melakukan sesuatu secara nyata. Ada yang jadi statis, tidak bertumbuh, tidak berkembang, jalan di tempat, tidak sedikit pula yang akhirnya  malah terperosok semakin dalam.

Sekali lagi, istri Lot sebenarnya ada dalam rencana Tuhan untuk diselamatkan, namun ia memilih untuk menoleh ke belakang. Sebuah pilihan yang membawa konsekuensi fatal, ia berubah seketika menjadi tiang garam. Ketidaktaatan dan terbelenggu masa lalu ternyata mampu membinasakan.

Kesempatan diberikan Tuhan lebih dari cukup, tetapi kita tidak boleh buang waktu karena waktu itu terbatas. Kita harus segera melangkah maju, sekarang juga. We have to start moving forward, we really have to do it now. Sadarilah bahwa iblis sang pendakwa akan selalu menuduh anda dengan menggunakan segala hal di masa lalu untuk memperlambat anda, menghentikan anda, bahkan memundurkan anda ke belakang.

Iblis akan menggunakan segala daya upaya untuk menghambat keberhasilan anda menerima berkat dari Tuhan, memenuhi rencana Tuhan dan menggagalkan anugerah keselamatan kekal yang sudah diberikan Yesus lewat pengorbananNya di atas kayu salib.

Iblis sangat tidak suka jika anda maju dan berhasil. Iblis sangat tidak suka jika anda bisa lepas dari pengaruh buruk di masa lalu dan menjadi manusia ciptaan baru. Iblis ingin anda terus menerus jatuh ke dalam jerat dosa di masa lalu yang sama, dan terus terpuruk semakin dalam. Kalau kita sadar akan hal ini, seharusnya kita punya cukup alasan untuk bisa menghindari dan lepas darinya.

(bersambung)

Saturday, January 11, 2025

Belenggu Masa Lalu (4)

 (sambungan)

Saya pikir itu sudah sangat jelas. All you have to do is keep moving forward, never look back. Tapi sepertinya istri Lot berat meninggalkan segala kenyamanan dan kemewahan di kota Sodom. Ia mungkin berat meninggalkan harta, ternak dan segala kehidupannya.

Dan yang terjadi selanjutnya sangat fatal. "Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam." (ay 26).  

Dari bagian kisah ini kita bisa melihat bahwa istri Lot sebenarnya turut berada dalam rencana penyelamatan Tuhan. Sebagai kerabat dari Abraham, Allah menaruh belas kasih ingin meluputkan mereka sekeluarga dari pemusnahan mengerikan lewat hujan belerang dan api. Tapi sayangnya istri Lot tidak taat terhadap perintah Tuhan. Meski sudah mendapat belas kasih, ia ternyata masih terbelenggu dengan apa yang ada di belakangnya, yang bagaikan rantai membuatnya tidak bisa melangkah maju menatap hari depan yang baru. Ia memilih untuk berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. Akibatnya, ia pun berubah menjadi tiang garam.

Sekarang mari kita fokus kepada kata "menoleh ke belakang". Menoleh ke belakang maksudnya adalah dikuasai masa lalu, dihantui berbagai hal traumatis, kegagalan atau timbunan dosa-dosa di masa lalu. Ada juga orang yang mengalami kepahitan akibat disakiti orang terdekat, kejadian-kejadian buruk dalam berbagai hal, yang begitu berat, sedemikian rupa sehingga mereka yang mengalami ini menjadi terus terikat dengan bayang-bayang masa lalunya.

(bersambung)

Friday, January 10, 2025

Belenggu Masa Lalu (3)

 (sambungan)


"Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." (Kejadian 19:15).

Keadaan sudah begitu genting. Pesan Tuhan sudah datang dan Lot sekeluarga ternyata mendapat belas kasih Tuhan yang ingin mereka sekeluarga selamat.

Kalau anda ada di posisi Lot, saya yakin anda akan segera bergegas buru-buru pergi dari sana sebelum anda ikut jadi korban. Bukankah begitu seharusnya? Tapi keluarga Lot ini ternyata masih bisa berlambat-lambat. Ayat selanjutnya berkata:

"Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana." (ay 16).

Tuhan sampai-sampai merasa perlu untuk mengutus malaikatNya untuk menyelamatkan mereka karena respon mereka lambat.

Ketika mereka sampai di luar gerbang kota, malaikat berkata: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." (ay 17).
Perhatikanlah ayat ini. Salah satu malaikat sudah memberitahukan kunci agar tidak ikut binasa, yaitu jangan menoleh ke belakang, jangan berhenti dimanapun.

(bersambung)

Thursday, January 9, 2025

Belenggu Masa Lalu (2)

 (sambungan)

Mencoba membantunya butuh usaha dan proses yang cukup berat. Saya bisa mengibaratkan seperti membangun rumah-rumahan dari kartu. Sudah susah payah disusun, sedikit saja tertiup angin semua langsung hancur berantakan. Ada kalanya saya berhasil membuatnya lebih baik, tapi tidak jarang pula ia kembali lagi ke karakternya. Sudah lebih dari 3 tahun saya berusaha, dan sampai saat ini saya masih terus mencoba. Saya tidak mau menyerah, karena saya ingin teman saya ini bisa hidup dengan tenang, bahagia dan damai di sisa hidupnya.

Salah satu penyebab orang sulit maju atau untuk bangkit dari kegagalan adalah karena mereka terikat oleh masa lalu mereka. Mereka ingin maju, mereka ingin bisa berlari, tapi seolah ada rantai yang mengikat kaki mereka sehingga mereka tidak kunjung bisa melakukannya. Rantai yang diikat pada batu besar bertuliskan 'masa lalu', itulah yang menghambat gerak langkah mereka. Terkadang karena sudah berlarut-larut, banyak orang yang sudah menyerah dan memilih untuk terus terpasung dalam jerat masa lalu mereka.

Akan hal ini, ada sebuah kisah menarik yang bisa dijadikan bahan pelajaran yaitu tentang kisah Sodom dan Gomora. Dalam kisah ini kita tahu bahwa atas kejahatan yang sudah keterlaluan kedurjanaannya, Tuhan memutuskan untuk memusnahkan kedua kota ini. Lalu menjelang subuh, Lot didatangi dua malaikat yang menyampaikan pesan Tuhan agar ia dan keluarga segera bergegas keluar supaya tidak ikut musnah bersama seisi kota.

Ayatnya berbunyi seperti ini:

"Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." (Kejadian 19:15).

(bersambung)

Kreasi (1)

 Ayat bacaan: Yesaya 64:8 ====================== "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yan...